![]() |
WKRI saat mengunjungi Ibunda Rama Maradiyo |
Umat Katolik pantas bersyukur karena Gereja
Katolik di Indonesia memiliki sejumlah organisasi kemasyarakatan yang masih
eksis sampai sekarang. Salah satunya adalah Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI).
WKRI terbentuk pada tanggal 26 Juni 1924.
Visi WKRI adalah organisasi kemasyarakatan
wanita Katolik yang mandiri, memiliki kekuatan moral dan sosial yang handal,
demi tercapainya kesejahteraan bersama serta tegaknya harkat dan martabat
manusia.
Sedang Misi WKRI yaitu pertama, memberdayakan seluruh jajaran Wanita Katolik RI mulai dari
unit yang terkecil. Kedua,
meningkatkan kualitas hidupnya nilai-nilai Injil dalam Ajaran Sosial Gereja di
dalam Wanita Katolik RI. Ketiga,
meningkatkan kualitas kehidupan berdasarkan keadilan sosial. Dan keempat, memperjuangkan kesetaraan dan
keadilan gender dalam semua aspek kehidupan.
Sejalan dengan visi dan misi WKRI tersebut,
maka Pengurus WKRI Ranting Wedi mengajak umat perempuan di Paroki Wedi untuk
bergabung dengan organisasi kemasyarakaratan Katolik (Ormaskat) itu.
“Kami mengajak umat perempuan di Paroki
Wedi yang sudah berusia 18 tahun (ke atas), baik yang belum menikah atau sudah
menikah untuk bergabung dengan WKRI Ranting Wedi. Ini sejalan dengan AD/ART
(Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga) WKRI yang menyatakan bahwa anggota WKRI
adalah perempuan warga negara Indonesia, beragama Katolik berusia
sekurang-kurangnya 18 tahun atau sudah menikah,” ajak Wakil Ketua WKRI Ranting
Wedi, Theresia Chrisni Iriani Nartomo.
Bendahara WKRI Cabang Klaten ini
menyampaikan, pada hari Minggu (2/4/2017) pagi, WKRI Cabang Klaten bertugas liturgi
pada misa novena ke-8 di Gua Maria Kerep Ambarawa. Misa novena ke-8 ini
mengusung tema “Bersama Bunda Maria menumbuhkembangkan organisasi dan
paguyuban-paguyuban umat agar semakin hidup dan berperan nyata menghadirkan
wajah sosial Gereja”.
Dalam misa yang dipimpin oleh Rama
Raymundus Sugihartanto, Pr (Rama Paroki Mater Dei Lampersari Semarang) ini,
WKRI Cabang Klaten bertugas sebagai koor, pemazmur, lektor, doa umat, tata
tertib (tata laksana), kolektan, persembahan, dan pemandu doa rosario. Dalam
misa ini, koor WKRI Cabang Klaten yang beranggotakan 70 orang itu menyanyikan
22 lagu.
“Total petugas liturgi dari WKRI Cabang
Klaten ada 120 orang. Sedang dari Ranting Wedi sendiri mengirim 27 orang, terdiri
dari 6 orang bertugas di koor, dan 21 orang bertugas sebagai tata laksana. Rombongan
dari WKRI Wedi menggunakan satu bus tanggung (tiga per empat),” kata Chrisni.
Pulangnya, rombongan WKRI Wedi mampir
sebentar di rumah ibunda Rama Maradiyo di Kampung Kenangkan, Desa Bergas Kidul,
Kecamatan Bergas, Semarang. Di sana, para ibu beranjangsana, tuwi kawilujengan, berdoa bersama, dan
memberikan sesuatu sebagi oleh-oleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar